Kode Keras dari Ketua PB PGRI: Nadiem Makarim tak Mampu menjadi Mendikbud???
Pernyataan Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim yang menawarkan diri jadi menteri pendidikan dan kebudayaan menarik komentar kalangan guru.
Menurut Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara, pernyataan tersebut “kode keras” yang seolah menyimpulkan Nadiem Makarim tak mampu menjadi Mendikbud.
"Jangan sampai apa yang disampaikan salah satu organisasi profesi guru ini adalah reprentasi dari 30-an lebih suara organisasi profesi guru lainnya. Ada ungkapan “Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan”. Bila ternyata suara “rakyat” onprof, menyimpulkan Nadiem Makarim dianggap gagap dan gagal, maka ini serius," kata Dudung yang kami lansir melalui JPNN.com
Presiden Joko Widodo memperkenalkan Mendikbud Nadiem Makarim di Veranda Depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (/23/10). Foto : jpnn |
Dia berharap, ini hanya suara satu onprof, bukan puluhan onprof lainnya. Meski Dudung mengakui sampai saat ini gebrakan Nadiem masih belum wow. Masih kalah wow dengan saat pertama kehadirannya yang kontroversial dan paling menarik dibanding semua menteri. Nadim satu-satunya .enteri yang paling heboh saat pelantikan. Nah, melintasi perjalanan dan tantangan COVID-19, terasa kurang wow!
"Salah seorang ketua umum onprof berkelakar mengganti Mendikbud Nadiem adalah salah satu kode atau peringatan agar Mendikbud Nadiem Makarim lebih serius dan fokus lahir batin pada dunia pendidikan. Ayoo Mas Nadiem Makarim anda bisa! Anda muda dan pasti bisa! Jutaan guru menunggu manuver cantik untuk menerbangkan pesawat pendidikan lebih tinggi," bebernya.
Lebih lanjut dikatakan, seorang ketua umum onprof yang mengaku berpengalaman sebagai pengusaha siap menggantikan Nadiem. Bahkan Ia mengatakan bisa lebih baik dari Nadiem karena berpengalaman sebagai politisi dan kini mengajar sebagai guru. Ini sebuah pernyataan yang sah-sah saja dari seorang ketua umum onprof.
Sayangnya, lanjut Dudung, ketua umum onprof ini mantan politisi, jadi pernyataannya bisa ditafsir mendua. Apakah benar-benar muncul dari jiwa murni batin pendidik? Atau manuver dari seorang mantan politisi? Namun, faktanya pernyataan ini positif sebagai kritik bagi Nadiem Makarim.
"Saran saya untuk Mendikbud Nadiem Makarim, perbanyak komunikasi dan bersinergi dengan sejumlah organisasi profesi yang punya akar dan pengalaman dilapangan. Mengapa harus dilakukan? Agar permasalah pendidikan bisa ditangani secara bersama-sama. Saat ini Mendikbud Nadiem Makarim pasti agak “gagap” dan galau," tuturnya.
Mengapa agak gagap dan galau? Dudung berpendapat, penyebabnya karena COVID-19 dan kompleksitas dunia pendidikan sebagai kementerian besar. Kementerian besar yang sangat strategis untuk masa depan bangsa.
"Kemendikbud adalah bukan sembarang “proyek” melainkan adalah tugas mulia sebagai “proyek kebudayaan” bukan proyek politik. Proyek memanusiakan manusia!," tegasnya.
sumber: jpnn.com